Kamis, 04 Agustus 2016

Kaya atau Miskin Itu Soal Biasa



Sejahat-jahatnya manusia adalah orang kaya harta namun berlaku aniaya. Serugi-ruginya manusia adalah orang miskin yang tiada bersabar.
Orang kaya harta namun aniaya adalah orang yang jahat terhadap diri sendiri, sudahlah berlimpah harta namun tidak digunakan untuk amal sholih. Harta bertumpuk tiada berkah. Ibaratkan pohon yang rindang dan rimbun banyak pohonnya namun tiada berbuah.
Berbondong-bondong orang meminta tolong, tiada satupun yang diberi tolong. Andaipun akan diberi tolong dipikir dahulu mana yang menghasilkan untung mana yang tidak.
Sanak saudara datang bertamu dicurigai hendak meminta-minta. Rumah berkunci besar, bertembok tinggi menjulang bertahtakan pecahan beling, semata-mata hendak melindungi kerajaan hartanya.
Zakat tiap tahun terlewatkan, disangkanya hendak mengurangi tumpukan simpanan uangnya.
Ada orang kaya zalim, ada juga orang miskin yang zalim. Kok bisa, jelas bisa sudah miskin harta miskin pula hatinya dari tindakan syukur. Apa bukti kalau orang miskin itu dikatakan pandai bersyukur. Buktinya adalah mereka mampu beramal sholih dalam kemiskinannya. Orang miskin amat merugi apabila tidak beramal sholih dan dapat pula dikatakan sebagai orang bangkrut karena miskin di dunia, miskin pula diakhirat. Masih untung orang kaya zalim karena masih dapat merasakan nikmat dunia daripada orang miskin jahil, nikmat dunia tiada dapat, nikmat akhirat juga menjauh.
Kaya atau miskin itu adalah biasa, keberadaannya adalah sebagai ujian saja. Kaya miskin itu silih berganti dan sahut menyahut pada tiap orang. Kadang si A kaya besok berputar bagaikan roda pedati menjadi orang miskin. Si B hari ini miskin dan melarat, besok hari roda peruntungan memihaknya dan menjadikannya orang kaya. Untuk apa heran, memang perputaran dunia adanya kan seperti itu. Kadang-kadang juga si A tadinya kaya lalu hidupnya bertambah kaya. Atau si B miskin kemudian bertahun-tahun berlalu hidupnya masih seperti kemarin. Untuk yang seperti ini untuk apa kita heran juga, hal demikian itu juga biasa dalam hidup dunia. Hidup kaya atau miskin itu biasa, yang luar biasa itu adalah hati kita tidak terpengaruh terhadap keadaan realitas kita. Apapun keadaan kita jangan sampai membuat kita kufur terhadap Allah Sang Pencipta. Jangan kita ingkar nikmat dan jangan kita menjadi orang yang tidak sabaran. Kenikmatan di ingkari, meraih harta tidak sabaran menempuh berbagai cara.

3 komentar:

  1. Semoga kita semua terhindar dari hal demikian: orang kaya kikir atau miskin tapi nggak sabar..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Demikianlah harapan kita. Jaga hati baik-baik jangan sampai iman kita bertukar hanya gara-gara masalah materi

      Hapus
  2. Semoga kita semua terhindar dari hal demikian: orang kaya kikir atau miskin tapi nggak sabar..

    BalasHapus