Kamis, 26 Mei 2016

Mungkinkah Kebenaran Sejati itu Ada

     Setiap orang punya pendapat dan gambaran yang berbeda-beda tentang kebenaran, karena setiap orang memiliki akal dan rasio masing-masing. Tiap perkara ditimbang oleh akal dan rasio manusia, maka kebenaran itu tidak mutlak lagi, tidak pasti siapa yang paling benar. Dari permasalahan ini timbullah pertanyaan dibenak saya untuk menanyakan "Mungkinkah Kebenaran Sejati itu Ada?"

     Saya katakan bahwa kebenaran sejati itu pasti ada dan mutlak ada untuk mengatur keseluruhan manusia. Kebenarannya tidak bergantung ruang dan waktu. Mutlak benar disetiap tempat dan zaman. Apakah gerangan kebenaran sejati yang ada itu?, tiada lain dan tiada bukan adalah Alquran.
     
     Dengan Alquran kita dapat menimbang amal baik dan buruk secara mutlak. Tiada tandingannya meskipun itu bernama Akal dan Rasio. Bukankah Allah telah menciptakan manusia dengan akal agar dapat menimbang segala perkara kehidupan?, lalu untuk apa akal dibuang dari manfaatnya untuk menimbang perbuatan manusia. Sungguh manusia diciptakan berbeda dengan makhluk lainnya karena dikaruniai akal, akan tetapi akal manusia itu terbatas untuk memahami segala rahasia langit dan bumi. Sedangkan Alquran, dia adalah kalam Allah, Sang Pencipta yang mengetahui segala rahasia langit dan bumi. Maka kedudukan Alquran itu letaknya adalah diatas Akal. Akal harus tunduk pada Wahyu. 

     Bolehkah kita berpikir akan rahasia dan segala hikmah Alquran dengan menggunakan akal?, boleh-boleh saja, akan tetapi kita harus sadar bahwa akal dan ilmu manusia itu terbatas. Sehingga dalam segala perintah dan larangan Alquran, apabila dia tidak sesuai dengan nafsu manusia, jangan lagi kita mengakal-akali perintah dan larangan Alquran dengan kebenaran rasio kita. Seharusnya yang mesti kita lakukan sebagai muslim sejati adalah Sami'na wa 'athona. Kami dengar dan kami patuh.

Syair dan baitku untuk pembaca setia:

Orang bilang kebenaran itu dapat dibeli

Benar, kebenaran itu dapat dibeli oleh orang yang punya duit dan kuasa

Tetapi itu bukan kebenaran sejati

Sewaktu-waktu orang yang berduit dan berkuasa itu jatuh miskin dan melarat, kebenaran akan dipegang oleh yang berkuasa selanjutnya

Lalu kemanakah manusia mencari kebenaran sejati?

Carilah dia dari Alquran

Yang teguh dan kokoh hukumnya

Kebenarannya tidak terikat waktu dan tempat. Dia itu akan terus benar sampai hari kiamat

Siapa yang berhukum darinya maka dia pasti adil.

Sebesar apapun pangkat seseorang, sebanyak apapun pengikutnya, dan seberapa tinggi ilmunya, apabila dia menyalahi Alquran, jangan kamu ikuti dia



Rabu, 25 Mei 2016

Bencana

     Bencana apapun yang menimpa kamu maka itu adalah akibat dari perbuatan kamu sendiri. Dan kebaikan apapun yang menimpa engkau sesungguhnya itu merupakan dari Allah. Bagaimana tidak, harusnya kita pahami bahwa Allah itu sangat pengasih dan penyayang terhadap makhluknya, apalagi terhadap kaum yang beriman dan bertaqwa. Dengan kasih dan sayangnya, Allah hendak memberikan yang baik kepada manusia dengan berbagai kebaikan di dunia. Diberinya manusia rejeki dan petunjuk agar hidup bahagia dunia akhirat. 

     Kemudian dari itu kenapa manusia ditimpakan bencana dan bala yang amat mengerikan, tidak lain dan tiada bukan adalah akibat dari perbuatannya sendiri, meskipun bencana dan bala itu secara alami bisa dikatakan dari Allah juga. Tetapi bencana dan bala itu adalah siksaan yang diturunkan Allah disebabkan perbuatan manusia yang melanggar ketentuan Allah. Pelanggaran itu berupa perbuatan dosa dan kemaksiatan terhadap Allah dan bisa juga perbuatan melanggar sunnatullah pada Alam, misalnya perusakan lingkungan.

     Dan takutlah kamu kaum muslimin sekaliaan akan bencana Allah, yang tidak ditimpakan khusus hanya untuk orang yang berbuat kerusakan diantara kamu saja. Akan tetapi bencana itu juga akan mampu untuk menimpa kalian kaum muslimin. Maka itu berhati-hatilah kalian dalam memandang segala perkara kehidupan kamu, jangan kamu berlepas diri didunia ini tanpa adanya kewajiban amar ma'ruf nahi munkar. Yang dengannya kamu akan saling nasehat-menasehati sehingga bencana yang akan diperbuat orang yang ingin berbuat kerusakan dapat kamu cegah.

     Amat ironis sekali kaum muslimin Indonesia yang katanya adalah islam mayoritas dinegerinya, tetapi kehidupannya tiada mau kearah perubahan dan perbaikan, tiap masa dan pergantian penguasa malah makin sengsara. Kenapa demikian, karena kita tiada mau memperhatikan petunjuk Alquran dan Assunnah agar berhati-hati dalam memilih pemimpin yang mengatur kehidupan kita. Kesannya ummat ini seakan-akan asal saja dalam memilih pemimpin, asal populer dan merakyat itulah yang kita pilih. Tanpa tahu apakah pilihan kita itu benar-benar orang yang beriman dan bertaqwa, sehingga urusan dunia kita akan selamat.

     Maka itu dengan ini saya mengajak agar kita berhati-hati dalam memilih pemimpin dan panutan, jangan lagi asal memilih pemimpin merakyat dan populer tanpa menimbang keimanannya.